Alhamdulillah, Puasa Ramadhan 1434 sudah menginjak 10 hari terakhir.
Seakan menjadi sebuah tradisi di masyarakat, di 10 hari terakhir terdapat fenomena banjir discount di berbagai pusat pembelanjaan namun juga ada kenaikan harga yang sangat tinggi.
Bagi Masyarakat yang akan Mudik ke kampung halaman tercintanya tentu sudah direpotkan dengan hunting ticket moda transportasi favorite nya terutama bagi yang mudik tidak menggunakan kendaraan pribadi.
Bagi Pemudik, tahun 2013 merupakan tahun yang istimewa, kenapa demikian? Dalam 2 bulan berturut – turut masyarakat di”hadiahi” kenaikan harga oleh Pemerintah Yang Terhormat.
Setelah Keputusan Pemerintah menaikkan harga jual BBM pada Juni kemarin yang berimbas kepada naiknya hampir semua kebutuhan hidup masyarakat kini giliran dihadapkan dengan Lebaran.
Yak Lebaran, sebuah fenomena tahunan di Negeri Tercinta ini. Dalam hal ini saya mencoba menggaris bawahi akan adanya Tradisi Naiknya Tiket Angkutan Umum atau yang oleh masyarakat dikenal dengan Toeslag Lebaran.
Kenapa sih setiap Lebaran itu Tiket Angkutan Naik berkali lipat dari hari biasanya? Apakah sudah Tradisi seperti halnya Mudik? Ataukah dijadikan sebagai moment Aji Mumpung oleh Pengusaha Angkutan Umum dan Pihak-Pihak terkait? Atau sebuah keharusan akan adanya tuntutan yang lebih?
Jika dilihat dari sisi ilmu ekonomi memang kenaikan harga berbanding dengan naiknya permintaan barang / jasa. Tapi kalau kita lihat dari angka prosentase kenaikan yang cukup tinggi apakah itu murni karena adanya hukum Suply & Demand saja atau ada faktor lainnya?
Dalam kesempatan ini Penulis mendapat kesempatan berdiskusi dengan Ketua DPP ORGANDA DKI Ibu Eka Sari Lorena yang juga sebagai Pengusaha Bus AKAP LORENA.
Melalui account Twitter nya @LorenaEka1 Beliau menyampaikan keterangan sebagai berikut :
1> Tarif AKAP Ekonomi Di sesuaikan Pemerintah setelah 5 Thn Padahal Komponen Biaya Naik TERUS
2> Toeslag sudah tidak Ada. Ada Tarif Bawah Dan Tarif Atas. AKAP Ekonomi Di sesuaikan Tarif 15%+
3> Tarif Dasar 15% Penyesuaian AKAP Ekonomi+Tarif Bawah & Atas Sama Seperti Pesawat & Kapal Laut
4> Tarif AKAP Ekonomi Tarif Dasar + 15% Tarif Bawah Atau Max + 30% Tarif Atas Sesuai ketentuan
5> Tarif AKAP Non Ekonomi Diserahkan kepada Pasar berdasarkan Tingkatan Layanan extra pd Pelanggan
6> Selama Musim Ramai: Biaya Operasional Meningkat Karena Biaya Perjalanan Tinggi krn MACET PARAH
7> Andaikata Jalan2 Beres Perbaikannya, Kendaraan Pribadi Diatur dlm MUDIK krn Riskan=Macet kurang
8> Menuju MUDIK Lebaran= Spareparts Naik: Sayang Komponen Biaya Transport TAK Di Kontrol Pemerintah
Beliau juga menambahkan, Sosialisasi Tarif Atau Hal Hal yang Baru berkaitan Soal Transport kepada Public Secara Meluas Tugas Penuh Pemerintah Pusat & Daerah Yang Ada Budget APBN & APBD Nya. Organda Membantu Pemerintah Tanpa Pernah Menerima Bantuan Apapun Dari Pemerintah, walau Sebenarnya Ada Budget APBN Contoh Nya utk Sosialisasi UU 22 LLAJ 2009 pd Operator Namun Walau Tak Turun ke Operator Pada Kenyataannya. Operator Harus Berjuang Berjalan Sendiri Terus.
APBD DKI juga Ada Revise FS Rute Ang Umum Tiap Tahun Walau iTu juga Tidak dilaksanakan sehingga Rute Angkutan Umum DKI Jakarta tidak Lagi Mengakomodir Kebutuhan MOBILISASI Org & Brg Scr Tepat.
Selain dari keterangan Beliau, Penulis juga sempat mendapat informasi dari salah satu PO bahwa setiap Lebaran pasti ada saja Pungli-Pungli yang dilakukan oleh Oknum Aparat yang jumlahnya tidak sedikit.
Sangat disanyangkan bukannya ikut membantu Masyarakat tetapi malah tambah membebani.
Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada salah atau kurangnya itu murni karena dari saya sendiri karena kebenaran itu hanya milik Allah SWT. Semoga di 10 hari terakhir Ramadhan kali ini kita diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan ibadah ini hingga Idul Fitri dan bagi yang hendak Mudik diberikan kemudahan, kelancaran dan keselamatan sehingga dapat beribadah dan berkumpul berssama keluarga tercinta di Kampung Halaman. Amin.
@YudiKristianto | CEO @SIH_Tour | yudikristianto@hotmail.com
Follow @YudiKristianto
Follow @SIH_Tour